Hukum Wanita Mencari Nafkah

Posted on
Wanita boleh keluar rumah mencari nafaqoh.
ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺘﺮﺷﻴﺢ ﺍﻟﻤﺴﺘﻔﻴﺪﻳﻦ ﺹ 356 | ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻔﻜﺮ
‏( ﺗﻨﺒﻴﻪ ‏) : ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻓﻲ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﻣﻨﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺍﺷﺮﻑ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﻧﻬﺪﺍﻡ ـــ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ ـــ ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺟﺖ ﻻﻛﺘﺴﺎﺏ ﻧﻔﻘﺔ ﺑﺘﺠﺎﺭﺓ ﺃﻭ ﺳﺆﺍﻝ ﺃﻭ ﻛﺴﺐ ﺇﺫﺍ ﺍﻋﺴﺮ ﺍﻟﺰﻭﺝ . ﺇﻫـ
ﺭﻳﺎﺽ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﺝ 1 ﺹ 70 ﻭ 72 | ﺍﻟﻤﺮﺟﻊ ﺍﻷﻛﺒﺮ
– 283 – ﻭﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻗﺎﻝ : ‏( ﻛﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ، ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺌﻮﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻷﻣﻴﺮ ﺭﺍﻉ، ﻭﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﺍﻉ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺭﺍﻋﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺑﻴﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻭﻟﺪﻩ؛ ﻓﻜﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺌﻮﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ ‏) ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ . ﺇﻫـ
– 300 – ﻭﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻳﻘﻮﻝ : ‏( ﻛﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ، ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ : ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﺍﻉ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﺍﻉ ﻓﻲ ﺃﻫﻠﻪ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺭﺍﻋﻴﺔ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻣﺴﺆﻭﻟﺔ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻬﺎ، ﻭﺍﻟﺨﺎﺩﻡ ﺭﺍﻉ ﻓﻲ ﻣﺎﻝ ﺳﻴﺪﻩ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ؛ ﻓﻜﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ ‏) ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ . ﺇﻫـ
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ ﺝ 8 ﺹ 89-101 | ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ
ﻫـ – ﺣﻖ ﺍﻟﻌﻤﻞ : 14 – ﺍﻷﺻﻞ ﺃﻥ ﻭﻇﻴﻔﺔ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻫﻲ ﺇﺩﺍﺭﺓ ﺑﻴﺘﻬﺎ ﻭﺭﻋﺎﻳﺔ ﺃﺳﺮﺗﻬﺎ ﻭﺗﺮﺑﻴﺔ ﺃﺑﻨﺎﺋﻬﺎ ﻭﺣﺴﻦ ﺗﺒﻌﻠﻬﺎ ، ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ‏« ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺭﺍﻋﻴﺔ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻣﺴﺌﻮﻟﺔ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻬﺎ ‏» . ﻭﻫﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻄﺎﻟﺒﺔ ﺑﺎﻹﻧﻔﺎﻕ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻬﺎ ، ﻓﻨﻔﻘﺘﻬﺎ ﻭﺍﺟﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻴﻬﺎ ﺃﻭ ﺯﻭﺟﻬﺎ ، ﻟﺬﻟﻚ ﻛﺎﻥ ﻣﺠﺎﻝ ﻋﻤﻠﻬﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﺒﻴﺖ ، ﻭﻋﻤﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﺴﺎﻭﻱ ﻋﻤﻞ ﺍﻟﻤﺠﺎﻫﺪﻳﻦ . ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻓﺎﻹﺳﻼﻡ ﻻ ﻳﻤﻨﻊ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻠﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺒﻴﻊ ﻭﺗﺸﺘﺮﻱ ، ﻭﺃﻥ ﺗﻮﻛﻞ ﻏﻴﺮﻫﺎ ، ﻭﻳﻮﻛﻠﻬﺎ ﻏﻴﺮﻫﺎ ، ﻭﺃﻥ ﺗﺘﺎﺟﺮ ﺑﻤﺎﻟﻬﺎ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﻣﻨﻌﻬﺎ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﺩﺍﻣﺖ ﻣﺮﺍﻋﻴﺔ ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﺁﺩﺍﺑﻪ ، ﻭﻟﺬﻟﻚ ﺃﺑﻴﺢ ﻟﻬﺎ ﻛﺸﻒ ﻭﺟﻬﻬﺎ ﻭﻛﻔﻴﻬﺎ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ : ﻷﻥ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﺗﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺇﺑﺮﺍﺯ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻟﻠﺒﻴﻊ ﻭﺍﻟﺸﺮﺍﺀ ، ﻭﺇﻟﻰ ﺇﺑﺮﺍﺯ ﺍﻟﻜﻒ ﻟﻸﺧﺬ ﻭﺍﻹﻋﻄﺎﺀ . ﻭﻓﻲ ﺍﻻﺧﺘﻴﺎﺭ : ﻻ ﻳﻨﻈﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﺮﺓ ﺍﻷﺟﻨﺒﻴﺔ ﺇﻻ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻭﺍﻟﻜﻔﻴﻦ .. ، ﻷﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﻟﻸﺧﺬ ﻭﺍﻹﻋﻄﺎﺀ ﻭﻣﻌﺮﻓﺔ ﻭﺟﻬﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ ﻣﻊ ﺍﻷﺟﺎﻧﺐ ، ﻹﻗﺎﻣﺔ ﻣﻌﺎﺷﻬﺎ ﻭﻣﻌﺎﺩﻫﺎ ﻟﻌﺪﻡ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﺄﺳﺒﺎﺏ ﻣﻌﺎﺷﻬﺎ . ﻭﺍﻟﻨﺼﻮﺹ ﺍﻟﺪﺍﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﻋﻤﻞ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻛﺜﻴﺮﺓ ، ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﻤﻜﻦ ﺍﺳﺘﺨﻼﺻﻪ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﺸﺮﻁ ﺇﺫﻥ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﻟﻠﺨﺮﻭﺝ ، ﺇﻥ ﺍﺳﺘﺪﻋﻰ ﻋﻤﻠﻬﺎ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺫﺍﺕ ﺯﻭﺝ ، ﻭﻳﺴﻘﻂ ﺣﻘﻪ ﻓﻲ ﺍﻹﺫﻥ ﺇﺫﺍ ﺍﻣﺘﻨﻊ ﻋﻦ ﺍﻹﻧﻔﺎﻕ ﻋﻠﻴﻬﺎ
ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ : ﺇﺫﺍ ﺃﻋﺴﺮ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﺑﺎﻟﻨﻔﻘﺔ ﻭﺗﺤﻘﻖ ﺍﻹﻋﺴﺎﺭ ﻓﺎﻷﻇﻬﺮ ﺇﻣﻬﺎﻟﻪ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ، ﻭﻟﻬﺎ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﺻﺒﻴﺤﺔ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ، ﻭﻟﻠﺰﻭﺟﺔ – ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻏﻨﻴﺔ – ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻤﻬﻠﺔ ﻧﻬﺎﺭﺍ ﻟﺘﺤﺼﻴﻞ ﺍﻟﻨﻔﻘﺔ ﺑﻨﺤﻮ ﻛﺴﺐ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﻣﻨﻌﻬﺎ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻨﻊ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﺑﻞ ﺍﻟﻨﻔﻘﺔ . ﻭﻓﻲ ﻣﻨﺘﻬﻰ ﺍﻹﺭﺍﺩﺍﺕ : ﺇﺫﺍ ﺃﻋﺴﺮ ﺍﻟﺰﻭﺝ ﺑﺎﻟﻨﻔﻘﺔ ﺧﻴﺮﺕ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻔﺴﺦ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻣﻌﻪ ﻣﻊ ﻣﻨﻊ ﻧﻔﺴﻬﺎ ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻤﻨﻊ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻣﻨﻪ ﻭﻣﻜﻨﺘﻪ ﻣﻦ ﺍﻻﺳﺘﻤﺘﺎﻉ ﺑﻬﺎ ﻓﻼ ﻳﻤﻨﻌﻬﺎ ﺗﻜﺴﺒﺎ ، ﻭﻻ ﻳﺤﺒﺴﻬﺎ ﻣﻊ ﻋﺴﺮﺗﻪ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﻔﺴﺦ ﻷﻧﻪ ﺇﺿﺮﺍﺭ ﺑﻬﺎ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﻏﻨﻴﺔ ﺃﻭ ﻓﻘﻴﺮﺓ ، ﻷﻧﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻤﻠﻚ ﺣﺒﺴﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﻔﺎﻫﺎ ﺍﻟﻤﺌﻮﻧﺔ ﻭﺃﻏﻨﺎﻫﺎ ﻋﻤﺎ ﻻ ﺑﺪ ﻟﻬﺎ ﻣﻨﻪ . ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻣﻦ ﻓﺮﻭﺽ ﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺎﺕ . ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻘﺪﻳﺮ : ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻗﺎﺑﻠﺔ ، ﺃﻭ ﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﺣﻖ ﻋﻠﻰ ﺁﺧﺮ ، ﺃﻭ ﻵﺧﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺣﻖ ﺗﺨﺮﺝ ﺑﺎﻹﺫﻥ ﻭﺑﻐﻴﺮ ﺍﻹﺫﻥ ، ﻭﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺳﻌﺪﻱ ﺟﻠﺒﻲ ﻋﻦ ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻨﻮﺍﺯﻝ . ﺇﻻ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﻋﺎﺑﺪﻳﻦ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻧﻘﻞ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺘﺢ ﻗﺎﻝ : ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﺎﻧﻴﺔ ﺗﻘﻴﻴﺪ ﺧﺮﻭﺟﻬﺎ ﺑﺎﻹﺫﻥ ، ﻷﻥ ﺣﻘﻪ ﻣﻘﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔ . ﻫﺬﺍ ، ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﻣﺎﻝ ﻓﻠﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺘﺎﺟﺮ ﺑﻪ ﻣﻊ ﻏﻴﺮﻫﺎ ، ﻛﺄﻥ ﺗﺸﺎﺭﻛﻪ ﺃﻭ ﺗﺪﻓﻌﻪ ﻣﻀﺎﺭﺑﺔ ﺩﻭﻥ ﺇﺫﻥ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ . ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﺟﻮﺍﻫﺮ ﺍﻹﻛﻠﻴﻞ : ﻗﺮﺍﺽ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﺃﻱ ﺩﻓﻌﻬﺎ ﻣﺎﻻ ﻟﻤﻦ ﻳﺘﺠﺮ ﻓﻴﻪ ﺑﺒﻌﺾ ﺭﺑﺤﻪ ، ﻓﻼ ﻳﺤﺠﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﺍﺗﻔﺎﻗﺎ ، ﻷﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺠﺎﺭﺓ
Pada dasarnya peran wanita yang pertama dan utama adalah mengurusi wilayah rumah, memperhatikan dan mengawasi keluarga, mendidik anak-anak, dan bersikap baik terhadap suaminya. Dalam sebuah riwayat hadits dari Ibn Umar ra. disebutkan :
ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻗﺎﻝ : ‏( ﻛﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ، ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺌﻮﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻷﻣﻴﺮ ﺭﺍﻉ، ﻭﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﺍﻉ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺭﺍﻋﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺑﻴﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻭﻟﺪﻩ؛ ﻓﻜﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺌﻮﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ ‏) ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
Dari Nabi SAW. bersabda : ” Setiap dari kamu sekalian adalah pengatur dan setiap dari kamu sekalian itu akan dipertanyakan dari pengaturannya. Seorang pemimpin adalah pelindung. Seorang lelaki (suami) adalah kepala atas keluarganya. Seorang wanita (istri) adalah pengawas di rumah suaminya dan anaknya ; Lantas setiap dari kamu sekalian adalah pelindung dan setiap dari kamu sekalian akan dipertanyakan dari perlindungannya”. Muttafaq ‘Alaih.
ﻭﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻳﻘﻮﻝ : ‏( ﻛﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ، ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ : ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﺍﻉ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﺍﻉ ﻓﻲ ﺃﻫﻠﻪ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ، ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺭﺍﻋﻴﺔ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻣﺴﺆﻭﻟﺔ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻬﺎ، ﻭﺍﻟﺨﺎﺩﻡ ﺭﺍﻉ ﻓﻲ ﻣﺎﻝ ﺳﻴﺪﻩ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ؛ ﻓﻜﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻣﺴﺆﻭﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ ‏) ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
Dan dari Ibn Umar ra. berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Setiap dari kamu sekalian adalah pengatur dan setiap dari kamu sekalian itu akan dipertanyakan dari pengaturannya; Seorang pemimpin adalah pengatur dan akan dipertanyakan dari kepemimpinannya. Seorang lelaki (suami) adalah kepala dalam keluarganya dan akan dipertanyakan dari kepengurusannya. Seorang wanita (istri) adalah penjaga di rumah suaminya dan akan dipertanyakan dari kepengawasannya. Seorang abdi adalah penjaga dalam urusan harta tuannya dan akan dipertanyakan dari penjagaannya; Lantas setiap dari kamu sekalian adalah pelindung dan akan dipertanyakan dari perlindungannya”. Muttafaq ‘Alaih
Dan seorang wanita tidak dituntut untuk menafkahi dirinya sendiri, bahkan hal itu menjadi kewajiban atas ayah atau suaminya. Oleh karena itulah kawasan aktivitasnya ialah di rumahnya, dan demikian menyamai orang-orang yang ber-jihad di jalan Allah.
Namun Islam tidaklah melarang kaum wanita untuk turut serta dalam berkarir dan bekerja dan tak seorangpun boleh mencegahnya selagi dia bisa menjaga etika dan hukum syari’at, terlebih bila posisinya yang dalam keadaan darurat yang menuntut ataupun mengharuskan dirinya keluar rumah untuk mencari kebutuhan hidup seperti ketika suaminya mengalami kesulitan dalam menghasilkan nafkah ataupun selainnya, karena mencari rezeki yang halal merupakan kewajiban meskipun ia seorang wanita yang masih muda.
Artikel Sejenis  Jumlah Wahabi di Indonesia dan Afiliasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *