Apa Penyebab Su’ul Khatimah? Berikut Penjelasanya!

Posted on

Penyebab Su’ul Khatimah

عن عبد الله بن احمد المؤذن قال: كنت أطوف حول البيت وإذا انا برجل متعلق بأستار الكعبة وهو يقول: “اللهم أخرجني من الدنيا مسلما”, لا يزيد على ذلك شيأ فقلت له: لم لا تزيد على هذا الدعاء؟، فقال: لو علمت قصتى كنت تعذرنى.

Seorang juru adzan; Seykh Abdullah bin Ahmad bercerita: Suatu hari, aku sedang melaksanakan ibadah thawaf di Ka’bah. Seketika, pandanganku terfokus kepada seseorang yang sedang berdoa didekat kain penutup Ka’bah, dia berdoa: “Wahai Tuhanku, keluarkan aku dari dunia sebagai seorang muslim”. Dia tidak menambah doa yang lain.

Aku pun bertanya: “kenapa kamu tidak menambah doa yang lain?”. Dia menjawab: “seandainya kamu tahu ceritaku, pasti kamu akan menerima alasanku”.

فقلت: وما قصتك؟, قال: كان لى اخوان وكان الأكبر منهما مؤذنا اذن أربعين سنة احتسابا فلما حضره الموت دعا بالمصحف فظننا ان يتبرك به فاخذه بيده واشهد على نفسه من حضر انه بريئ مما فيه, ثم تحول الى دين النصرانية فمات نصرانيا.

Aku pun dilanda rasa penasaran bertanya: “bagaimana kisahmu?”.

Dia mulai bercerita: “saya memiliki dua saudara. Yang paling besar merupakan seorang juru adzan, dia sudah mengumandangkan adzan selama 40 tahun secara cuma-cuma. Ketika kematian sudah berada dihadapannya, ia meminta sebuah Al-Qur’an.

Kami mengira bahwa ia akan mencari keberkahan dengan Al-Quran, ketika ia mengambilnya, ia justru bersaksi bahwa dia berlepas keyakinan dari al-Qur’an dan kemudian pindah agama menjadi Nasrani, kemudian ia wafat dengan agama Nasrani”.

فلما دفن اذن الآخر ثلاثين سنة فلما حضره الموت فعل كما فعل الآخر فمات على النصرانية وانى أخاف على نفسى ان أصير مثلهما, فادعو الله تعالى ان يحفظ على دينى فقلت ما كان دينهما فقال كانا يتتبعان عورات النساء وينظران الى المردان.

Artikel Sejenis  Nasehat Pernikahan Yang Wajib Di Ketahui Umat Muslim

كتاب تفسير روح البيان ج ٢  ص ٢١٨

“Ketika saudaraku yang besar sudah selesai dikubur, saudaraku yang kecil menggantikan kakaknya, dan dia adzan selama 30 tahun. Ketika menjelang wafat, ia melakukan hal yang sama seperti kakaknya dahulu, dan wafat dengan agama Nasrani.

Aku sangat takut menjadi seperti mereka berdua, oleh karena itu aku berdoa kepada Allah untuk menjaga Iman agamaku”.

Aku yang terheran-heran dengan ceritanya bertanya: “memangnya apa amalan mereka?” Dia menjawab: “mereka berdua sering mengintip aurat perempuan, dan senang melihat laki-laki tampan yang belum berjanggut (Amrad).

Kitab Tafsir Ruh al-Bayan jilid 2 hal 318 (Maktabah Syamilah).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *