Ciri-Ciri Wahabi Dan Doktrin Sesat Ajaran Wahabi Salafi

Posted on
Kaum muslimin yang bertawassul dengan nabi, wali atau lainnya adalah syirik dan keluar dari agama islam serta darahnya halal dibunuh dan hartanya halal diambil.
Inilah salah satu bukti pengkafiran masal kaum wahabi / manhaj salaf palsu kepada mayoritas umat muslim di belahan dunia ini.
Dan bukti pendeklarasian mereka menghalalkan darah dan harta mayoritas kaum muslimin dengan alasan tawassul tersebut.

Doktrin Sesat Wahabi

Saya nukil dari kitab ulama wahabi yang bukunya menjadi studi pokok dalam madrasah wahhabiyyah yaitu ” al-Hadiyyah as-Saniyyah wa at-Tuhfah al-Wahhabiyyah an-Najdiyyah “.
Kitab ini juga merupakan bukti ulama wahabi mengakui dan membanggakan laqob wahabi kepada kelompok minoritas mereka ini.
Pengarangnya Sulaiman bin Sahman an-Najdi. Pada halaman 16 di kitab itu ia menuturkan sbegai berikut :

Wahabi Menghalalkan Darah Kaum Muslimin

“ Barangsiapa yang menyeru seorang nabi atau wali atau selainnya dan dimintakan untuk menunaikan hajat serta menghilangkan kesusahan, maka ini adalah paling besarnya syirik yang telah Allah hukumi kafir dengannya kepada kaum muyrikin…..maka barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai wasilah / perantara atas dasar cara seperti ini, maka dia adalah kafir lagi musyrik yang halal darah dan hartanya “
(al-Hadiyyah as-Saniyyah wa at-Tuhfah al-wahhabiyyah an-Najdiyyah halaman : 60 baris ke 13. Terbitan al-Manaar tahun 1342 H, Mesir atas rekomendasi raja Abdul Aziz aal Saud)
Redaksi arabnya ada dalam scan kitab di foto postingan yang saya garis merahkan.

Ajaran Wahabi yang Menyimpang

Pernyataan yang menyalahi nash Al-Quran dan Sunnah serta jauh dari realitanya.
Inilah musibah dan fitnah terbesar dalam sejarah agama Islam yang telah dilansir oleh Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam dan dikecam sebagai kelompok yang mudah mengkafirkan saudaranya dengan ciri-ciri syiar / slogan keagamaan; kembali pada al-Quran, selalu membawakan hadits-hadits Nabi, sering membaca al-Quran :
سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يَرْجِعُونَ حَتَّى يَرْتَدَّ عَلَى فُوقِهِ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ طُوبَى لِمَنْ قَتَلَهُمْ وَقَتَلُوهُ يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ .
“ Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan, mereka membaca Al’Qur’an tetapi tidak melewati kerongkongan, mereka lepas dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, mereka tidak akan kembali (pada Islam) hingga panah itu kembali pada busurnya. Mereka seburuk-buruknya makhluk. Beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Baramgsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “.
(Sunan Abu Daud : 4765)
Merekalah kaum yang berasal dari khawarij awal yang telah dikecam dan diperingatkan oleh Rasulullah, merekalah para qarn (generasi / pengikut) Dzul Khuwaishirah dan Dzu tsadyah. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ان رسول الله صلى الله عليه و سلم قال له : ويحك فمن يعدل اذا لم اعدل؟ ثم قال لابي بكر اقتله فمضى ثم رجع ثم قال يا رسول الله رأيته راكعا ثم قال لعمر اقتله فمضى ثم رجع فقال يا رسول الله رأيته ساجدا ثم قال لعلي اقتله فمضى ثم رجع فقال يا رسول الله لم اره فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لو قتل هذا ما اختلف اثنان في دين الله
“ Sesungguhnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Celakahlah kamu, siapakah yang bisa adil jika aku tidak adil ? kemudian beliau berkata kepada Abu Bakar “ Bunuhlah dia “, Maka Abu Bakar pergi kemudian kembali dan berkata “ Wahai Rasul, aku melihat dia sedang ruku’ “. Kemudian Rasul berkata kepada Umar “ Bunuhlah dia “, Maka Umar pergi kemudian kembali dan berkata “ Wahai Rasul, aku melihat dia sedang sujud “. Kemudian Rasul berkata kepada Ali “ Bunuhlah dia “, Maka UmaAli pergi kemudian kembali dan berkata “ Wahai Rasul, aku tidak melihatnya “, maka Rasul bersabda “ Seandainya orang itu dibunuh, maka tidak akan terjadi perselisihan di dalam agama “.
Semoga bermanfaat.
Artikel Sejenis  Ajaran Takfiri Moyang Wahabi Muhammad bin Abdul Wahhab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *