Sebelum memutuskan untuk berhenti berusaha, ada baiknya kamu istirahat sejenak. Siapa tahu hal-hal berikut ini masih ada dalam dirimu.
1. Sifat Apatis
Tidak akan pernah ada kata menjadi pribadi yang lebih baik jika di dalam dirimu masih ada pikiran-pikiran negatif, khususnya apatis. Pikiran seperti ini seperti racun yang akan menggerogoti mental hingga menjauhkanmu dari cita-cita yang ingin diraih. Sifat apatis akan mengikis motivasi. Usaha yang dilakukan seakan tidak berarti dan tanpa gairah.
Jika kondisi seperti ini dibiarkan tanpa solusi, kamu akan semakin terjerumus pada sifat malas. Perspektif negatif juga akan menyusul hingga membuatnya menjadi hal pertama yang selalu mendapat perhatian lebih. Jadi coba pikirkan kembali. Apa mungkin kamu menjadi pribadi yang lebih baik jika kamu sendiri tidak memiliki motivasi dan tidak peduli?
2. Suka Menyepelekan
Kalau ingin hidup tenang dan bahagia, hidup sebaiknya dibawa santai. Statement seperti ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun kamu juga harus hati-hati. Kalau sampai kebablasan, kamu bisa terjerumus pada kecenderungan suka menyepelekan. Sifat suka menyepelekan bisa membuat usahamu untuk menjadi pribadi yang lebih menyenangkan kandas di tengah jalan.
Semua hal dianggap enteng, hingga puncaknya, semua hal yang disepelekan tidak ditindaklanjuti dan dianggap selesai begitu saja. Kalau usaha yang dilakukan seakan tidak membawa hasil, coba introspeksi. Mungkin saja selama ini kamu masih memiliki sifat suka menyepelekan.
Menjadi pribadi yang lebih baik tidak bisa terwujud tanpa usaha. Selama belum ada tindakan nyata, kamu tidak akan sampai ke mana-mana. Keinginan tersebut hanya akan menjadi mimpi yang tidak jelas kapan terwujudnya. Entah karena malas atau alasan lainnya, orang terkadang memilih untuk menunda. Alih-alih melakukan apa yang bisa dilakukan pada saat itu juga, banyak dari mereka yang justru diam dan memilih waktu lain untuk mengambil langkah nyata. Semakin lama menunda, hasil yang diharapkan juga akan ikut tertunda. Jadi jika kamu masih memiliki kebiasaan seperti ini, pastikan untuk segera mengakhirinya.
4. Foya-foya
Kualitas diri seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengendalikan keinginan, termasuk dorongan untuk berfoya-foya. Kesenangan sementara seperti foya-foya pada dasarnya tidak membangun, terlebih mendekatkan dirimu pada pengembangan diri. Kebiasaan suka berfoya-foya juga memiliki dampak serius pada kondisi keuangan.
Kesulitan dalam membedakan antara kebutuhan dengan keinginan bisa menguras isi dompet. Jika dilihat dari sisi pengembangan diri, foya-foya justru akan menciptakan pribadi yang lebih didorong oleh keinginan. Hal tersebut jelas bertolak belakang dengan tujuan dari pribadi yang lebih baik.
5. Menyia-nyiakan Waktu
Waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Jika sudah hilang, tidak ada kesempatan untuk mengulang. Inilah yang gagal dipahami oleh mereka yang memiliki kebiasaan menyia-nyiakan waktu. Padahal, kecenderungan untuk membuang waktu demi bersenang-senang justru menjauhkan diri dari pengembangan pribadi.
Waktu yang ada seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin. Bukan berarti tidak boleh bersenang-senang. Hanya saja, kamu harus bisa mengendalikan diri dan tahu batasan. Setidaknya, waktu yang dimiliki harus didominasi untuk mengembangkan diri.
6. Lingkungan yang Tidak Mendukung
Jika kelima penghambat yang telah disebutkan diatas terlahir dari dalam diri, beda halnya dengan yang satu ini. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang berada di luar kendali. Meski demikian, perannya begitu besar dalam usaha mengembangkan diri. Kamu mungkin tidak apatis, tidak suka menyepelekan dan juga menghargai waktu.
Namun jika berada di lingkungan yang kurang kondusif, menjadi pribadi yang lebih baik jelas akan terasa sulit. Dalam kondisi seperti ini, ada baiknya kamu memperbarui lingkaran pertemanan dan mengelilingi diri dengan orang-orang yang positif. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang memiliki kemauan kuat untuk terus berkembang. Dengan demikian, motivasi mereka akan menular dan menjaga semangatmu untuk terus berusaha.