Ajaran Takfiri Moyang Wahabi Muhammad bin Abdul Wahhab

Posted on
Dalam histori perjalanan sekte wahabi, banyak sekali bukti-bukti sejarah bahwa wahabi adalah kaum yang gemar menyalahkan orang lain. Tidak cukup hanya sampai di situ saja bahkan kaum wahabi ini kerap sekali berlaku ekstrem bagi siapapun yang tidak sependapat dengan pemikiran atau kelompoknya.
Dan berikut ini fatwa-fatwa moyang wahabi muhmmad bin abdul wahab yang di ikuti para pengikutnya yang sangat antusias itu hingga saat ini, bahkan selalu menjadi pedoman kehidupan kelompok berbahaya yang terkenal intoleran ini.

1. Pengkafiran Penduduk Makkah

Dalam hal ini Muhamad bin Abdul Wahhab menyatakan: “Sesungguhnya agama yang dianut penduduk Makkah (di zamannya) sebagaimana halnya agama yang kerananya Rasulullah diutus untuk memberi peringatan” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 10 halaman 86, dan atau pada jilid 9 halaman 291).

2. Pengkafiran Penduduk Ihsa

Berkaitan dengan ini, Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan: “Sesungguhnya penduduk Ihsa’ di zaman (nya) adalah para penyembah berhala (dibaca: musyrik)” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 10 halaman 113).

3. Pengkafiran Penduduk ‘Anzah

Berkaitan dengan ini, Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan: “Mereka telah tidak meyakini hari akhir” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 10 halaman 113)

4. Pengkafiran Penduduk Dhufair

Penduduk Dhufair merasakan hal yang sama seperti yang dialami oleh penduduk wilayah ‘Anzah, dituduh sebagai “pengingkar hari akhir (kiamat)”. (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 10 halaman 113).

5. Pengkafiran Penduduk Uyainah dan Dar’iyah

Hal ini sebagaimana yang disebut di atas, para ulama wilayah tersebut khususnya, Ibnu Sahim al-Hambali beserta para pengikutnya telah dicela, dicaci dan dikafirkan. Ia disebabkan penduduk di dua wilayah itu (Uyainah dan Dar’iyah) bukan hanya tidak mahu menerima doktrin ajaran sekte Muhammad bin Abdul Wahhab, bahkan ada usaha menentangnya dengan keras. Atas alasan itu maka Muhammad bin Abdul Wahhab tidak segan-segan lagi mengkafirkan semua penduduknya, baik ulama’nya hingga kaum awamnya. (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 8 halaman 57).

6. Pengkafiran Penduduk Wasym

Berkaitan dengan ini, Muhamad bin Abdul Wahhab telah mengcap kafir terhadap semua penduduk Wasym, baik kalangan ulama’nya hingga kaum awamnya. (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 2 halaman 77).

7. Pengkafiran Penduduk Sudair

Berkaitan dengan ini, Muhammad bin Abdul Wahhab telah melakukan hal yang sama sebagaimana yang dialami oleh penduduk wilayah Wasym. (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 2 halaman 77).
Daripada contoh-contoh di atas telah jelas dan tidak mungkin dapat dimungkiri oleh sesiapapun (baik yang pro maupun yang kontra terhadap sekte Wahabisme) bahawa Muhammad bin Abdul Wahhab telah mengkafirkan kaum muslimin yang tidak sepaham dengan keyakinan-keyakinannya yang merupakan hasil inovasi (dibaca: bid’ah) otaknya. Baik bid’ah itu berkaitan dengan konsep tauhid sehingga muncul label pensyirikan Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap kaum muslimin yang tidak sejalan, mahupun keyakinan lain (seperti masalah tentang pengutusan Nabi, hari akhir/kiamat dsb) yang menyebabkan munculnya label kafir. (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 10 halaman 43).
Sebagai penutup artikel kali ini, marilah kita perhatikan ungkapan Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri sekte Wahabisme berkaitan dengan kaum muslimin di zamannya secara umum. Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan: “Banyak dari penghuni zaman sekarang ini yang tidak mengenal Tuhan yang seharusnya disembah melainkan Hubal, Yaghus, Ya’uq, Nasr, al-Laata, al-Uzza dan Manaat. Jika mereka memiliki pemahaman yang benar nescaya akan mengetahui bahawa kedudukan benda-benda yang mereka sembah sekarang ini seperti manusia, pohon, batu dan sebagainya seperti matahari, rembulan, Idris, Abu Hadidah ibarat menyembah berhala ” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 1 halaman 117).
Pada kesempatan lain dia mengatakan: “Darjat kesyirikan kaum kafir Quraisy tidak jauh berbeza dengan kebanyakan masyarakat sekarang ini” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 1 halaman 120).
Pada masa yang lain dia juga mengatakan: “Sewaktu masalah ini (tauhid dan syrik) telah engkau ketahui nescaya engkau akan mengetahui bahawa kebanyakan masyarakat lebih dahsyat kekafiran dan kesyirikannya daripada kaum musyrik yang telah diperangi oleh Nabi” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 1 halaman 160).
Diperselisihkan baca sendiri kitab wahabi yang berjudul “Adduror Assaniyah fi-alajwibah annajdiyah”.
Artikel Sejenis  Jidat Hitam Bekas Sujud itu Bukan Sunnah Tapi Ciri Riya dan Khawarij

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *