Jika cinta pada gurumu , maka jaga gurumu dengan perbuatanmu , ucapanmu, dan tulisanmu.
Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam.
Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan.
Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya.
Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan.
Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan.
Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya.
Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.
Maka dari itu marilah kita menjaga kecintaan kepada guru kita melalui perbuatan , lisan dan tulisan kita yang baik dan bermanfaat. Dan renungilah , ketika kita berbuat tidak baik kita sudah tidak mencintai guru kita.
Tapi kita jangan menyerah untuk menjadi orang baik, kita harus berusaha melakukan perbuatan yang berakhlakul karimah , berkata dengan baik tidak meyakiti orang lain dan membuat tulisan yang baik pula.
Semoga kita semua bisa berbuat baik, berkata baik dan menulis secara baik pula karna bentuk kecintaan kita kepada guru dan guru senantiasa selalu mendoakan kita dan memberikan keberkahan pada kita semua.
Amiin amiin yaa robbal ‘aalamiin.