Dalilnya adalah Qiyas kepada dua hadits sohih
1. Hadits ketika Nabi ﷺ ditanya puasa hari senin lalu menjawab
ذاك يوم ولدت فيه
itu adalah hari dimana aku dilahirkan
2. Hadits puasa asyuro
ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪﻡ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻓﻮﺟﺪ اﻟﻴﻬﻮﺩ ﻳﺼﻮﻣﻮﻥ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭاء،
Sesungguhnya Nabi ﷺ memasuki kota madinah, lalu menemukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari asyuro
ﻓﺴﺄﻟﻬﻢ ﻓﻘﺎﻟﻮا: ﻫﻮ ﻳﻮﻡ ﺃﻏﺮﻕ اﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﻓﺮﻋﻮﻥ ﻭﻧﺠﻰ ﻣﻮﺳﻰ ﻓﻨﺤﻦ ﻧﺼﻮﻣﻪ ﺷﻜﺮا ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ»
Lalu Nabi ﷺ bertanya pada mereka, lalu mereka menjawab : Hari Asyuro adalah hari dimana Allah menenggelamkan fir’aun dan menyelamatkan Nabi Musa ﷺ. Maka kami berpuasa karena syukur kepada AllahTa’ala.
، ﻓﻴﺴﺘﻔﺎﺩ ﻣﻨﻪ ﻓﻌﻞ اﻟﺸﻜﺮ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻣﻦ ﺑﻪ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻣﻌﻴﻦ ﻣﻦ ﺇﺳﺪاء ﻧﻌﻤﺔ ﺃﻭ ﺩﻓﻊ ﻧﻘﻤﺔ،
Darinya bisa diambil faedah : perbuatan syukur kepada Allah berdasarkan apa yang terjadi di dalam hari yang ditentukan dari mendapatkan kenikmatan dan terhindar dari musibah.
ﻭﻳﻌﺎﺩ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﻧﻈﻴﺮ ﺫﻟﻚ اﻟﻴﻮﻡ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ، ﻭاﻟﺸﻜﺮ ﻟﻠﻪ ﻳﺤﺼﻞ ﺑﺄﻧﻮاﻉ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
dan mengulang yang demikian melihat hari itu disetiap tahun. Dan syukur kepada Allah bisa tercapai dengan macam-macam Ibadah.
Kitab Al Hawiy Lil Fatawiy
Abdurrachman Asy Syafi’iy
Jadi jelas menurut dalil pertama utk mencintai hari lahirnya Nabi ﷺ dicontohkan berpuasa bukan hiruk-pikuk musik marawis atau teriak-teriak baca shalawat yg bukan shalawat yg diajarkan Nabi ﷺ.
Dalil ke dua….Nabi ﷺ hanya bertanya kpd kaum Yahudi tdk meminta umat utk mencontoh. Knp harus mencontoh kaum Yahudi?
Bid'ah lagi bis?