Allah Swt Berfirman :
قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.Az-Zumar:53)
Dalam Al-Qur’an banyak sekali kita mendengar ayat-ayat yang secara tegas melarang kita untuk berputus asa dari Rahmat Allah. Mengapa masalah ini mendapat perhatian yang cukup besar dalam Al-Qur’an?
(1). Karena putus asa termasuk dalam dosa-dosa besar (bahkan bisa dikatakan dosa yang terbesar). Dan selain itu putus asa dari Rahmat Allah adalah tanda dan sifat dari kekufuran dan kesesatan.
Allah Swt mengutip perkataan Nabi Ibrahim as dalam Firman-Nya :
قَالَ وَمَن يَقۡنَطُ مِن رَّحۡمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ
Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (QS.Al-Hijr:56)
Dalam ayat lainnya Allah Swt juga mengutip dari lisan Nabi Ya’qub as dalam firman-Nya :
إِنَّهُۥ لَا يَاْيۡـَٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ
“Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS.Yusuf:87)
(2). Putus asa dari Rahmat Allah adalah penyakit yang sangat mematikan dan musibah yang terbesar bagi seorang manusia. Karena keputus asaan akan memadamkan cahaya harapan yang membuat seseorang meninggalkan amal kebaikan.
(3). Putus asa dari Rahmat Allah menjadikan jiwa seseorang mudah rela dengan dosa dan kemaksiatan. Seakan tidak ada lagi yang mencegahnya untuk berbuat maksiat karena tidak ada lagi harapan dari hatinya untuk meraih ampunan Allah.
Selain itu, putus asa dari Rahmat Allah membuat seseorang enggan untuk melakukan kebaikan karena baginya semua itu sia-sia.
(4). Putus asa dari Rahmat Allah Swt adalah suatu penyakit yang membuat seseorang selalu hidup dalam kebimbangan dan kegelisahan. Seakan ia telah mati sebelum ajal menjemputnya. Bahkan berapa banyak orang mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri karena putus asa. Tidak ada energi harapan yang memompanya untuk menyambut hari baru yang lebih baik.
Karenanya mari kita buang semua rasa putus asa dari jiwa kita, ingatlah selalu luasnya Rahmat Allah Swt. Sebesar apapun dosa yang kita lakukan, disana Allah Swt selalu membuka pintu untuk kembali dan menjalani hari baru yang lebih baik.
وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
“Dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.” (QS.Al-A’raf:151)
Semoga bermanfaat.