Pada dua artikel sebelumnya telah kita kaji tentang bahaya putus asa dari Rahmat Allah dan sebab-sebab yang mendorong seseorang kehilangan harapan. Nah, kali ini kita akan menyebutkan beberapa obat yang mampu mengusir penyakit yang menghancurkan ini.
(1). Iman kepada Allah Swt dan semua Sifat-SifatNya yang agung.
Kadar pengenalan seorang hamba kepada Allah Swt sangat mempengaruhi kondisi kejiwaannya. Apabila ia beriman kepada Allah dan meyakini Sifat-Sifat Mulia yang menunjukkan besarnya kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, ia akan selalu hidup dengan jiwa optimis dan penuh harapan. Tidak akan terbersit rasa putus asa dalam benaknya karena ia meyakini Allah Arhamur Rahimin dan selalu membuka pintu ampunan-Nya.
Seperti yang kita saksikan dalam Firman Allah Swt :
وَهُوَ ٱلَّذِي يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَعۡفُواْ عَنِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَيَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ
“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Asy-Syura:25)
(2). Selalu berbaik sangka kepada Allah Swt.
Dalam kondisi apapun, seorang hamba harus berbaik sangka kepada Allah Swt. Karena Allah Swt selalu menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Rasulullah saw pernah bersabda :
Allah Swt berfirman (dalam Hadist Qudsi-Nya) :
أَنَا عِندَ ظَنِّي عَبدِي بِي
“Aku seperti prasangka hamba-Ku kepada-Ku.”
(3). Sabar dan rela atas semua ketentuan Allah Swt.
Poin ini juga menjadi kunci kebahagiaan manusia yang akan menjauhkannya dari jurang putus asa.
Ketika seseorang yakin bahwa semua ini atas Kehendak Allah dan berada dibawah Rencana-Nya maka hatinya akan tenang dan damai, karena ia tau bahwa semua yang terjadi selalu dibawah perhatian Allah Swt. Dan ia tidak akan pernah putus asa karena sesuatu yang hilang dari kehidupannya.
Allah Swt Berfirman :
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِير – لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS.Al-Hadid:22-23)
Tiada yang lebih bermanfaat bagi seorang muslim di masa senangnya kecuali rasa syukur kepada Allah Swt. Dan tiada yang lebih berguna baginya di masa sulitnya kecuali kesabaran dan doa. Dua hal inilah yang akan memberi energi positif baginya dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, karena ia yakin bahwa segala sesuatu ada di tangan Allah. Dan dibalik setiap kesulitan ini pasti Allah telah menyiapkan rencana yang indah untuk kita.
سَيَجۡعَلُ ٱللَّهُ بَعۡدَ عُسۡرٖ يُسۡرٗا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.” (QS.Ath-Thalaq:7)
Rasulullah Saw Bersabda :
“Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin, segala kondisi baginya adalah baik.
Dan tidaklah demikian kecuali bagi orang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila ia ditimpa kesulitan ia bersabar dan itu baik baginya.”
(4). Mengambil pelajaran dari kehidupan para Nabi.
Dengan mengenal kehidupan para Nabi kita bisa meneladani tentang kesabaran dan keteguhan hati mereka dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Seperti kisah Nabi Ya’qub as ketika kehilangan putra tercintanya yaitu Yusuf as. Bahkan beliau tetap bersabar dan menahan amarahnya walau Nabi Ya’qub tau persis perbuatan anak-anaknya yang menghilangkan Yusuf.
قَالَ بَلۡ سَوَّلَتۡ لَكُمۡ أَنفُسُكُمۡ أَمۡرٗاۖ فَصَبۡرٞ جَمِيلٞۖ وَٱللَّهُ ٱلۡمُسۡتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS.Yusuf:18)
Dan ketika cobaan itu semakin berat dengan hilangnya dua anak kesayangan Nabi Ya’qub as, bertambah pula kesabaran beliau dalam menghadapi kondisi ini.
قَالَ بَلۡ سَوَّلَتۡ لَكُمۡ أَنفُسُكُمۡ أَمۡرٗاۖ فَصَبۡرٞ جَمِيلٌۖ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأۡتِيَنِي بِهِمۡ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ
Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan (yang buruk) itu. Maka (kesabaranku) adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS.Yusuf:83)
Itulah beberapa obat yang mampu mengatasi gejala putus asa dari Rahmat Allah Swt.