Hadits Ini Paling Di Benci Takfiri Jihadis Dan Kelompok Garis Keras Lainya

Posted on

Negara Indonesia merupakan Negara yang beragam dengan Bhinneka Tunggal Ikanya. Dengan banyaknya pulau tentunya tak hanya kekayaan budaya yang ada, keindahan perbedaan yang lainpun juga sangat banyak, termasuk sistem kepercayaan di Indonesia.

Namun akhir-akhir ini Indonesia sangat krisis sekali dengan toleransi. Hal tersebut dipengaruhi oleh mudahnya mendapatkan informasi yang tak pasti atau hoaks serta tidak adanya pendirian yang kokoh dalam hidupnya yang membuatnya lebih menTuhankan emosi dari pada agamanya sendiri.
Padahal Allah sangat benci dengan mereka yang selalu menebar kebencian dan mengadu domba antar sesama. Islam juga memerintahkan umatnya untuk selalu bertoleransi, begitupun Rasulullah SAW. Berikut ini akan membahas bagaimana Rasulullah SAW melarang agar umatnya tidak mendiskriminasi non-muslim. Mari kita bahas.Hadits riwayat Imam Abu Daud, bahwa Nabi Saw bersabda:
“Ketahuilah, bahwa siapa yang menzalimi seorang mu’ahad (non-Muslim yang berkomitmen untuk hidup damai dengan umat Muslim), merendahkannya, membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil sesuatu darinya tanpa keridhaan dirinya, maka saya adalah lawan bertikainya pada hari kiamat.”
Dalam hadis lain riwayat Imam Thabrani disebutkan bahwa Nabi Saw pernah bersabda;
“Barangsiapa menyakiti seorang zimmi (non Muslim yang tidak memerangi umat Muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.”
Berdasarkan dua hadis ini, maka haram mengambil barang milik non-Muslim atau menggangu hewan piaraannya. Umat muslim tidak boleh menyakiti non Muslim dalam bentuk apapun, baik dengan perkataan, perbuatan, tindakan, kebijakan, termasuk mengganggu hewan piaraannya. Keharaman mengganggu milik non-Muslim sama seperti keharaman mengganggu milik orang Muslim lainnya.
Itulah pembahasan tentang larangan untuk tidak mendiskriminasi non Muslim. Kita sebagai umat muslim yang bertakwa hendaknya selalu memiliki sifat toleransi. Menghargai orang lain agar kita pun mendapatkan perlakuan yang sama kedepannya. Sadarilah, kita hanya manusia, tercipta dari tanah maka jangan bersifat seperti langit.
Tak usah menyombongkan diri, setiap orang memiliki haknya masing-masing. Begitupun dalam kepercayaannya. Jika ia non muslim maka cukuplah kita menghargainya sebagai makhluk Tuhan juga. Tak usah mencampuri masalah agamisnya. Karena dalam Islam pun sudah dijelaskan bahwasanya, “Untuk mu agamamu, untukku agamaku.” Berhentilah mendiskriminasi, hidup bukan untuk membenci, ciptakanlah damai, agar hidup lebih tentram. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.
Artikel Sejenis  Pengertian Tauhid, Fiqih dan Tashowwuf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *